Biografi Thalhah bin Ubaidillah
Nama
Thalhah bin Ubaidillah bin ‘Utsman bin ‘Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib bin Fihr bin Malik. Nasab Thalhah bin Ubaidillah bertemu dengan nasab Abu Bakar Ash Shiddiq di Taim bin Murrah dan bertemu dengan nasab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di Murrah bin Ka’ab.
Kunyah
Thalhah bin Ubaidillah memiliki kunyah Abu Muhammad.
Lakab (Julukan)
Thalhah bin Ubaidillah dijuluki dengan Al-Khair (الخير), Al-Fayyadh (الفياض), dan Al-Jud (الجود). Sebagaimana Rasulullah memberikan julukan kepadanya.
Kelahiran
Thalhah bin Ubaidillah dilahirkan di Makkah 15 tahun sebelum kenabian.
Ciri Fisik
Thalhah bin Ubaidillah berkulit putih kemerahan, perawakannya bagus, tinggi badan sedang, memiliki bentuk dada yang lebar, memiliki wajah yang tampan, dan telapak kaki yang besar. Apabila menoleh, maka seluruh tubuh akan mengikuti ke mana beliau menoleh.
Sebab keislamannya
Thalhah bin Ubaidillah masuk Islam melalui dakwah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Beliau merupakan salah satu dari delapan orang yang awal-awal masuk Islam. Dalam sebuah kisah, tatkala Thalhah sedang berada di pasar Bashra, beliau mendengar kabar dari seorang rahib tentang kemunculan Nabi di tanah Makkah. Kemudian Thalhah bertanya kepada Rahib tersebut tentang kemunculan Nabi yang bernama Ahmad. Setelah itu, Thalhah bergegas kembali ke Makkah untuk memastikan kisah Rahib dan mendapati bahwasanya kabar ini telah menjadi perbincangan ahli Makkah. Kabar tersebut adalah kenabian Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Setelah itu, Thalhah mendatangi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersama Abu Bakar dan akhirnya masuk Islam.
Jasa-jasa
Thalhah bin Ubaidillah merupakan sahabat yang memiliki keberanian dan selalu terdepan di dalam medan peperangan. Di samping itu, beliau dikenal pula dengan kebaikan dan kedermawanannya. Thalhah merupakan salah satu di antara sahabat yang memiliki harta yang melimpah. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan julukan kepada Thalhah dengan julukan pemilik kebaikan yang banyak dan melimpah dikarenakan banyaknya kebaikan yang telah beliau berikan untuk Islam dan kaum muslimin. Di antara kebaikan-kebaikan beliau adalah:
Pertama: Membeli sumur untuk kebutuhan air kaum muslimin dan menyembelih hewan untuk kebutuhan makan mereka.
Kedua: Menginfakkan harta yang banyak untuk mempersiapkan berbagai peperangan.
Ketiga: Menebus sepuluh kaum muslimin yang tertawan saat perang badar.
Keempat: Menjual tanahnya seharga 700.000 dirham, kemudian tidak menghabiskan malamnya dengan tidur, sedangkan hartanya masih ada padanya, dan bersegera untuk membagikannya hingga terbit Subuh.
Kelima: Bersedekah sebanyak 100.000 dirham.
Keenam: Mengirimkan 10.000 dirham setiap tahunnya kepada ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha agar dibagikan kepada kaum muslimin yang miskin.
Ketujuh: Thalhah tidak meninggalkan orang yang terjerat utang dari kaumnya, kecuali Thalhah menanggung dan menyelesaikan urusan utangnya. Dalam sebuah kisah, Thalhah pernah membayar utang milik ‘Ubaid bin Ma’mar sebesar 80.000 dirham. Pernah juga membayar harta seorang laki-laki dari kaumnya sebesar 10.000 dirham.
Keutamaan Thalhah bin Ubaidillah
Begitu banyak keutamaan Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu ‘anhu. Di antaranya:
Pertama: Tetangga Rasulullah di surga
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan kabar gembira berupa surga kepada Thalhah bin Ubaidillah di berbagai kesempatan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam At-Tirmidzi dan diriwayatkan pula oleh Al-Hakim dan disahihkan Al-Hakim. Bahwasanya ‘Ali radhiyallahu ‘anhu mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
طلحة والزبير جاراي في الجنة
“Thalhah dan Zubair tetanggaku di surga.”
Kedua: Seorang Syahid yang berjalan di bumi
Thalhah bin Ubaidillah mendapatkan gelar yang sangat mulia, yaitu “Syahid yang berjalan di muka bumi”. Dari Jabir bin ‘Abdillah, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda,
مَنْ من سَرَّه أَنْ يَنْظُرَ إلى شَهِيدٍ يَمْشي عَلَى وَجْهِ الأَرْضِ فَلْينْظُرْ إلى طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللهِ
“Siapa yang ingin melihat seorang syahid yang berjalan di atas muka bumi, lihatlah pada Thalhah bin Ubaidillah.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah. Syekh Al-Albani mengatakan bahwa hadis ini sahih.)
Dalam hadis ini, terdapat kesaksian dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa Thalhah bin Ubaidillah merupakan seorang syahid di jalan Allah dan ini merupakan keutamaan yang agung yang dimiliki olehnya.
Ketiga: Perisai Rasululllah
Kisah paling menonjol yang menunjukkan ketabahan Thalhah adalah ketika dia bersama Nabi serta sekelompok kecil sahabat bertahan dalam perang Uhud. Ketika itu, Thalhah bersama beberapa sahabat berjuang dalam pertempuran paling sengit dan tetap tabah membela Nabi dengan segala daya yang dimiliki. Lebih dari tujuh puluh lima luka tusukan, sabetan, dan pukulan tidak menggoyahkan sahabat ini dari kecintaannya untuk melindungi baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah, dia menceritakan, “Ketika peperangan di lereng Uhud semakin berkecamuk, pasukan kaum muslimin mulai berlarian menjauh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersama dua belas orang sahabat Anshar terkepung oleh pasukan musyrikin. Salah satu dari Sahabat tersebut adalah Thalhah.”
Keempat: Mendapatkan pahala perang Badr
Thalhah bin Ubaidillah merupakan salah satu sahabat yang menetap di Makkah bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebelum hijrah. Di Makkah, Thalhah bersabar atas gangguan dari orang-orang kafir Quraisy. Setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hijrah, Thalhah pun ikut hijrah dan senantiasa mengikuti perang yang dilakukan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, kecuali perang Badar. Absennya Thalhah disebabkan karena Nabi Muhammad mengirim Thalhah untuk memata-matai kafilah dagang milik Abu Sufyan. Thalhah merasa sedih karena tidak bisa mengikuti perang Badar.
Tetapi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meyakinkannya bahwa Thalhah akan mendapat pahala yang setara dengan para pejuang Badar dan Rasulullah memberikan kepada Thalhah bagian dari ghanimah (harta rampasan perang) sebagaimana orang-orang yang turut berperang.
Kelima: Sahabat yang kaya dan dermawan
Rasulullah memberikan gelar kepada Thalhah karena keistimewaan yang dimilikinya, yaitu Thalhah Al-Khair (Thalhah yang baik), Thalhah Al-Fayyadh (Thalhah yang melimpah kebaikannya), dan Thalhah Al-Jud (Thalhah yang dermawan). Thalhah termasuk sahabat yang sangat kaya. Thalhah merupakan seorang pedagang yang sukses dan memiliki harta yang melimpah. Dengan kekayaannya, Thalhah menjadi salah satu sahabat yang dermawan dan banyak membantu Islam dan kaum muslimin dengan hartanya.
Thalhah pernah mendapatkan harta dari Hadramaut berupa lembah di Yaman senilai 700.000 dirham (setara dengan Rp. 35 miliar saat ini). Kemudian istrinya, menyarankan untuk membagikan harta tersebut pada fakir miskin. Thalhah pun menyetujui saran istrinya dan membagikan hartanya hingga tak tersisa sedikit pun.
Wafat
Thalhah bin Ubaidillah wafat pada 30 H dengan usia 62 tahun. Thalhah syahid tertusuk panah pada lehernya pada saat perang Jamal. Diriwayatkan bahwa yang membunuhnya adalah Marwan bin Al-Hakam Al-Umawiy.
***
Penulis: Gazzeta Raka Putra Setyasan
Artikel asli: https://muslim.or.id/95969-biografi-thalhah-bin-ubaidillah.html